
Antara Mitos, Sejarah, dan Jejak Masa Kolonial
Gedung Sate, simbol kebanggaan Kota Bandung yang berdiri megah di Jalan Diponegoro, menyimpan lebih dari sekadar nilai arsitektural dan sejarah administratif. Di balik bangunannya yang ikonik dengan ornamen tusuk sate di puncaknya, terdapat kisah misterius yang terus menarik perhatian publik: sebuah terowongan bawah tanah yang konon tersembunyi di kedalaman fondasi bangunan tersebut.
Asal Usul Gedung Sate dan Dugaan Lorong Rahasia
Gedung Sate dibangun pada masa pemerintahan kolonial Belanda pada tahun 1920-an dan dirancang oleh arsitek J. Gerber. Gedung ini awalnya difungsikan sebagai kantor Departemen Pekerjaan Umum Hindia Belanda. Struktur bangunan yang megah, berpadu dengan elemen arsitektur Indo-Eropa, menjadi bukti perencanaan matang dan teknologi tinggi pada masa itu.
Namun, di balik keindahannya, ada desas-desus yang berkembang sejak lama: adanya lorong atau terowongan rahasia yang dibangun oleh pemerintah kolonial. Kabarnya, terowongan tersebut menghubungkan Gedung Sate dengan berbagai titik strategis lain, seperti bekas benteng militer, rumah dinas pejabat kolonial, bahkan stasiun kereta api.
Bukti Fisik yang Masih Misterius
Beberapa penelusuran dan dokumentasi menyebutkan bahwa di bagian bawah Gedung Sate memang terdapat jalur yang menyerupai lorong sempit dengan struktur bata khas Belanda. Sayangnya, hingga kini, belum ada eksplorasi penuh atau publikasi resmi dari pihak pemerintah terkait panjang dan fungsi sebenarnya dari terowongan tersebut.
Beberapa tim dari akademisi dan komunitas sejarah pernah melakukan investigasi, namun hasilnya belum sepenuhnya terbuka untuk umum. Ada juga kabar bahwa sebagian terowongan sudah runtuh atau tertutup oleh renovasi bangunan dari masa ke masa.
Fungsi Strategis atau Sekadar Jalur Servis?
Spekulasi tentang fungsi lorong ini pun beragam. Ada yang menyebutnya sebagai jalur evakuasi pejabat Belanda jika terjadi serangan. Ada pula yang percaya terowongan tersebut digunakan untuk memindahkan dokumen dan perlengkapan penting secara diam-diam demi alasan keamanan. Namun tidak sedikit yang berpendapat bahwa lorong tersebut hanyalah bagian dari sistem drainase atau saluran utilitas kuno yang besar.
Karena belum adanya penelitian resmi yang dibuka kepada publik, misteri ini terus hidup dari mulut ke mulut, bahkan menjadi bagian dari narasi wisata sejarah di kawasan Bandung.
Potensi Wisata Sejarah
Jika benar adanya dan masih dapat diakses, terowongan bawah tanah Gedung Sate bisa menjadi aset wisata sejarah yang sangat menarik. Di negara lain, lorong-lorong bawah tanah peninggalan masa lalu berhasil diubah menjadi museum atau tur edukasi. Bandung pun berpotensi untuk melakukan hal serupa.
Tentu saja, langkah ini memerlukan kajian arkeologis, sejarah, serta aspek keselamatan bangunan yang menyeluruh. Namun bayangkan daya tarik wisatawan yang ingin menyusuri lorong-lorong kolonial dan merasakan sensasi masa lalu yang hidup kembali.
Kesimpulan
Terlepas dari apakah terowongan tersebut benar-benar luas dan menghubungkan banyak tempat, atau hanya bagian kecil dari sistem lama, misteri terowongan di Gedung Sate tetap menyimpan daya tarik tersendiri. Kisah ini adalah bagian dari mozaik sejarah Kota Bandung yang layak untuk ditelusuri lebih dalam.
Mungkin, di masa mendatang, misteri ini akan terkuak sepenuhnya. Dan siapa tahu, kita semua bisa berjalan langsung di lorong yang dahulu hanya ada dalam cerita.